A Place To Remember: Pesona Bukit Mertelu
Jam
6 pagi, aku panik saat membersihkan telinga dengan cotton bud aku merasa ujung kapasnya tertinggal di telinga. Sontak
aku ribut membuat suamiku Mas Bima menjadi kalang kabut. Tanpa pikir panjang
kami langsung tancap gas ke Puskesmas. Kami harus menunggu sekitar satu jam baru ditangani. Langsung saja aku diminta
masuk IGD untuk segera diperiksa. Setelah lama melihat telingaku dengan sebuah
alat yang aku tidak tahu namanya, katanya kapas cotton bud sudah terlalu dalam.
Pihak Puskesmas tidak bisa menangani jadilah aku dirujuk ke RSUD. Duh, khawatir.
Kami
berangkat menuju RSUD yang jaraknya lumayan jauh sekitar 25 km. Setelah
melakukan pendaftaran dan mengantri cukup lama tibalah waktunya aku diperiksa.
Jantungku deg-degan takut dengan vonis dokter. Dokter THT yang cantik meyapaku
ramah. Lalu memulai aksinya mengintip telingaku menggunakan alat. Tersenyum dia
mengatakan bahwa telingaku baik-baik saja. Bersih, tidak ada benda apapun yang
masuk. Aku heran dokter itu pun heran juga haha.
Aku
keluar ruangan dokter lalu menceritakan ke Mas Bima. Spontan kami berdua
tertawa. Jadi, pagi-pagi panik ke Puskesmas hingga jauh-jauh ke rumah sakit
padahal tidak ada benda apapun yang melukai telingaku. Kemungkinan kapasnya jatuh
yang dikira masuk ke telinga. Entahlah itu tidak penting, tapi momen
berikutnya yang menjadi kesan tersendiri bagi kami.
Karena
sudah merasa jauh-jauh pergi ke kota, akhirnya kami memutuskan untuk sekalian
pergi jalan-jalan. Purbalingga adalah kampung halamanku. Saya dan suami tinggal
di Jember, saat itu kami sedang mengambil libur untuk pulang ke kampung halaman.
Jatuhlah pilihan kami ke Bukit Mertelu karena melihat papan promosi di pinggir
jalan dan nengok-nengok instagram dulu tentunya. Karena aku sudah lama tinggal
di Jember jadi kurang update info wisata terbaru di tanah kelahiran, aku pun
tidak begitu paham arah jalannya.
Kami
mengandalkan papan petunjuk jalan. Kami tidak mengira jalan yang akan kami
lewati ternyata menanjak terus menerus. Padahal kami pakai motor matic yang
ukurannya kecil sedangkan suamiku ini ukuran bandannya hemb kayak bule. Tinggi
185cm dengan berat 80-90an kg. aku sendiri juga tidak begitu kurus, cukup
berisi (tidak mau dibilang gendut). Motor ini ngos-ngosan harus mengangkut
berat badan kami yang kalau di total lebih dari 1 kwintal. Nyaris kami menyerah
karena ksihan sama motornya. Ini pinjem saudara soalnya hehe. Tapi karena
nanggung dan tanda-tanda tempat wisata sudah ada di depan mata kami melanjutkan
hingga sampai di tempat tujuan yaitu Bukit Mertelu.
![]() |
Mas Bima takjub dengan pemandangan |
Saat
tiba di sana hawa sejuk menerpa kulit. Hamparan hijaunya menyihir mataku untuk
terus menulusuri hampir seluruh spot-spot pemandangan yang disediakan. Ternyata
perjalanan penuh kepanikan ke rumah sakit tidak sia-sia karena berujung wisata
haha. Kalau bicara tentang wisata alias liburan tentunya berhubungan erat sama
yang namanya foto. Bener kan? Cekrak sana cekrek sini sudah jadi kewajiban di
era milenial ini ya. Terus, jangan lupa di share di sosial media.
Menurutku,
foto memang penting. Selain bertujuan untuk share informasi di sosial media
foto juga berguna untuk menyimpan kenangan dong ya. Apalagi pergi liburannya
sama si dia. Begitu juga dengan saya dan suami. Tidak cukup dengan naik
menyusuri Bukit Mertelu yang tingginya lumayan bikin kaki pegal, tapi kami juga
tertarik untuk memotret di sudut paling keren yaitu dipuncak tertinggi Bukit
Mertelu.
Menyapa Kenangan dengan Smartphone Idaman
Saya
coba cek galeri HP, masih ada foto dan video kenangan di Bukit Mertelu. Bukit
tinggi menjulang dengan pemandangan elok rupawan. Ahh rasanya tersihir
ingin kembali mengenang liburan yang tidak sengaja itu. Berbeda
dengan tempat wisata yang sebelumnya kami kunjungi, Bukit Mertelu adalah saksi
bagi cerita kekonyolan kami di pagi hari. Dan menjadi kenangan manis karena momennya yang mengejutkan dan tempatnya yang menawan. Tiba-tiba liburan ini namanya. Niat ke rumah sakit malah terdampar di tempat wisata.
"Mas, fotoin aku di sini" Ucapku kalau menemukan spot foto yang menarik perhatian. Dan suami langsung ambil HP sambil memberi arahan gaya. Saat itu cuaca agak mendung, jadi hasil foto pun kurang
terang. Tentu akan berbeda cerita kalau HP yang
digunakan memakai smartphone idaman. Hasil fotonya bisa lebih bagus karena didukung teknologi yang mumpuni. Apalagi kameranya ada 4. Mau foto dari depan belakang sama-sama sip lah.
![]() |
Wujud dari smarthphone idaman saya |
Kriteria smartphone idaman saya adalah smartphone dengan kamera yang canggih, desain cantik dan tentunya punya kapasitas penyimpanan yang besar. Setelah browsing-browsing, saya memilih Huawei Nova 3i menjadi smartphone idaman saya tahun 2018 ini.
Alasan
saya jatuh cinta dengan Huawei Nova 3i :
1. Kamera yang canggih berteknologi AI. Ada 4 kamera, 2 kamera depan yaitu AI 24 MP+2 MP dan ada 2 kamera belakang 16 MP+2 MP.
Kalau begini spesifikasinya, saya pengin banget punya. Cocok banget dibawa traveling kemana-mana. Kameranya sudah canggih dan keren, ada 4 kamera pula. Kenangan akan terbingkai rapi
lewat foto hasil jepretan dari smarthphone ini.
2. Desain
bodi yang cantik dan elegan. Ada warna Black dan Irish Purple yang dua-duanya
menawan. Layar 6,3 inch membuat pandangan jadi luas ya.
Saat beli smarphone baru selain spesifikasinya, bodi smartphone juga harus dipertimbangkan juga ya. Mau kan punya smartphone yang spesifikasinya tinggi tapi juga elegan dan cakep kalau kita tenteng kemana-mana? Kabar baiknya, Huawei Nova 3i hadir dengan desain yang cantik. Corak warnanya manis banget. Oh ya, layar nya yang luas bikin kita puas natapnya. Tapi tenang, masih muat kok ditaruh di saku karena ukurannya 6,3 inch.
3. Performa
smartphone yang powerful dengan GPU turbo.
Enak untuk gaming, jadi bisa disimpulkan performa untuk aplikasi lain tentu handal. Buat ngegame aja enteng apalagi buat main sosmed jelas bisa banget. Tanpa takut loading lama ini kalau pakai smartphone idaman.
Enak untuk gaming, jadi bisa disimpulkan performa untuk aplikasi lain tentu handal. Buat ngegame aja enteng apalagi buat main sosmed jelas bisa banget. Tanpa takut loading lama ini kalau pakai smartphone idaman.
4 4. Memori
smartphone 128 GB. Salah satu faktor terpenting dari smarthphone juga
storagenya. Nah kalau ini sih 128 GB luar biasa ya.
Ingin rasanya bisa traveling lagi ke Bukit Mertelu tapi ditemani si cantik Huawei Nova 3i. Biar hasil foto-fotonya lebih bagus. Kalau liburan ditemani smartphone idaman yang super keren tentu mampu membingkai kenangan menjadi manis. Biar nanti saya bisa bercerita pada anak-anak saya, saudara-saudara ataupun hanya sekedar bercerita lewat sosial media. Biar gambar yang bicara hingga kenangannya tertangkap layar. Dan semoga bisa kuulangi peristiwa manis di Bukit Mertelu denganmu wahai Huawei Nova 3i.
"Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway di blog nurulnoe.com".
1 komentar
Jadi teringat haha 😍
BalasHapus